Aku tengah berada di
episode ketiga dari kehidupanku. Itulah ketika aku sudah tidak layak lagi
bermain-main dan bergurau dengan kehidupan. Cepatnya perjalanan waktu telah
menyeretku ke gerbong kedewasaan. Walau aku keberatan, tapi tetap saja aku tak
bisa menolak kenyataan.
Aku sudah dewasa.
Sejujurnya aku belum begitu paham dengan tanggung jawabku sekarang. Namun satu hal yang kutahu, bahwa "harga diri lelaki itu ada pada bekerja". Aku bisa
saja bermalasan dan menghabiskan waktuku untuk bersenang-senang. Tapi jika
demikian sama saja dengan aku menjatuhkan wibawaku dan mencampakkan maluku. Dan
aku tidak akan tenang.
Yakinku, akan sangat sulit
menjalani hidup sebagai laki-laki dewasa; sedikit tidur, sedikit bermain,
sedikit bercanda. Sebaliknya aku justru dituntut untuk lebih banyak beramal,
banyak memberi, dan banyak bekerja. Setiap detik yang kuhabiskan harus bisa
kuimbangi dengan sebentuk kebaikan yang kuperlihatkan dan sebentuk kemanfaatan yang
kuberikan. Semua tuntutan itu semoga tidak menjadi beban bagiku. Aku akan
terus belajar untuk menikmatinya, yah... Ibarat meminum kopi pahit di saat dahaga, hingga aku terbiasa dan menyenanginya. Karena "amanah" dan "tanggung jawab" tak akan hilang dari laki-laki, kecuali bila mati.
Dan karena nantinya aku adalah imam bagi keluarga kecil
yang kucita-citakan. Maka tidaklah dirasa terlalu cepat bila saat ini aku mulai
menyiapkan diri untuk menjadi seorang Ayah. Ya, suatu hari nanti aku akan dipanggil "Ayah"...
Walau masih tersisa
1 episode lagi, tapi itu juga tak pasti. Jikalau Allah menakdirkan umurku
panjang maka tentu masa tua itu akan kutemui. Sejujurnya aku ingin hidup lama,
setidaknya hingga tidak ada lagi kebaikan yang bisa kuusahakan dan tidak ada
lagi kemanfaatan yang bisa kuberikan. Dan lagi... semoga tidak dianggap berlebihan bila aku juga menginginkan mati secara
"elegan", yakni syahid dalam mewarisi perjuangan kekasihku Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar